“Roni, pena ini aku pinjamkan ke kamu.” Mura pun tiba-tiba memberikan pena kepadaku.
“untuk apa ini?.” Tanya ku dengan bingung.
“yah Roni, kenapa kau bertanya lagi, sebentar lagi ulangan dimulai, aku harap kau menjawab soal ulangan nanti dengan penaku, yah anggap saja aku yang bekerja sama denganmu untuk menjawabnya.” Mura pun memberikan pena kesayangannya itu kepadaku, tidak tahu rasanya aku sangat senang bisa memakai pena kesayangan roni, tidak tahu kenapa pertama kalinya aku sangat menghargai perempuan seperti Mura.
Setelah aku melaksanakan ujian satu hari itu, akupun bergegas menemui Mura di kelas sebelah untuk mengembalikan pena nya, karena nomor urut kami lah yang memisahkan ruang ujian.